Apa itu indigo ?
ISTILAH
indigo berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. “Warna ini
merupakan kombinasi warna biru dengan ungu,” kata Dr Tb Erwin Kusuma,
SpKJ, psikiater anak dengan pendalaman di bidang kesehatan mental
spiritual, kepada GATRA.
Dikatakan indigo apabila punya inderakeenam, IQ-nya di atas rata-rata,
dan bijaksana.Tinggal memoleskan saja. Dan, itulahyang kini tengah
getol dilakukan diBarat. Hingga, sekolah untuk anak indigosudah banyak
bertebaran.Di Indonesia? Itulah yang tengah dipikirkan oleh mereka
yang sangat peduli pada indigo, termasuk Dr Erwin. Jumlah anak indigo
di Indonesia mungkin belum mencapai ratusan. Tapi, dari sedikit itu,
jika mendapat bimbingan yang sempurna, diharapkan mereka kelak menjadi
pemimpinmasa depan yang arif bijaksana, humoris, dan cinta damai.
Ciri-ciri Anak Indigo
MENURUT
Erwin, anak indigo bisa ditandai cerdas dan kreatif. Dalam kondisi
sudah melewati biru. Hanya saja, saat ia lahir, jasmaninya kecil,tidak
sematang mental dan spiritualnya. Ciri-ciri lain yang mudah dikenali
adalah punya kemampuan spiritual tinggi. Anak indigo kebanyakan bisa
melihat sesuatu yang belum terjadi atau masa lalu. Bisa pula melihat
makhluk atau materi-materi halus yang tidak tertangkap oleh indra
penglihatan biasa. “Kemampuan spiritual semacam itu masuk dalam wilayah
ESP (extra-sensoryperception) alias indra keenam,” kataErwin.
Menurutnya, kemampuan ESP bisa menjelajah ruang dan waktu.
Ketika tubuh anak indigo berada di suatu tempat, pada saat bersamaan,
ia tahu apa yang terjadi di lokasi lain. Itulah yang disebut kemampuan
menjelajah ruang. Ketika dia bicara sekarang, tentang suatu peristiwa
yang akan terjadi di masa mendatang, ini yang disebut menjelajah
waktu. Anak indigo biasanya banyak bertanya dan orangtuanya akan
kewalahan menjawab. Umpamanya, kenapa harus begini, kenapa harus
begitu. Dia akan merasa heran untuk beberapa hal, yang dirasa tak
masuk akal. “Kenapa harus sekolah berjam-jam? ”Jika orangtua tak
mengerti bahwa anaknya indigo, umumnya si anak cenderung memberontak,
agresif, dan nakal. Tak sedikit yang kemudian bentrok dengan kehendak
orangtuanya. Jika orangtua masih otoriter membatasi aktivitas
spiritual anak indigo, sianak pasti akan berontak. Karena itu, para
orangtua mesti menjawab imperesi-imperesi yang dikemukakan si anak.
Definisi “anak indigo”, dikutip dari sebuah buku “Indigo Child” yang
ditulis bersama Lee Carrol dan Jan Tober. Dalam buku tersebut, ia
menggunakan kata “indigo” untuk melukiskan semua anak-anak baru yang
memasuki bumi. Tetapi, indigomenampakkan suatu sifat psikologis yang
serba baru dan lain dari yang lain, serta punya perilaku-perilaku yang
sangat berbeda dengan sebagaian besar ketakjuban seperti sebelumnya.
Mereka mempunyai keunikan yang sama, sehingga orang-orang yang saling
berinteraksi dengan mereka perlu mengubah sikap dan menyesuaikan pola
pendidikan anak-anak ini.
Berikut ini adalah 10 besar ciri khas “bocah Indigo” menurut Magnum dalam tulisan blognya :
1. Mereka mempunyai bau keturunan raja sejak lahir, dan kerap memanifestasikannya
2. Mereka memiliki rasa “ini adalah tempat saya semestinya”, dan akan
merasasangat ganjl bila melihat orang lain tidak berpikir demikian
3. “Harga diri” bukan soal, mereka kerap memberitahu orang tua tentang “siapa mereka”
4. Mereka tidak akan melakukan hal yang spesifik, misalnya berbaris berurutan adalah suatu hal yang sulit bagi mereka
5. Terhadap hal yang kaku dan tidak memerlukan kreatifitas, ia merasa tidak terbiasa
6. Baik di rumah atau sekolah, biasanya mereka dapat menemukan cara
kerja yang lebih baik, sehingga mereka dianggap sebagai perusak tata
tertib yang sudah berjalan
7. Biasanya mereka introvek (menyembunyikan perasaan), merasa tidak ada orang di dunia ini yang dapat memahami mereka
8. Mereka tidak pernah pelit terhadap kebutuhan pribadi
9. Kemampuan “mata batin” mereka secara umum sangat kuat, bisa langsung mengetahui permainan orang dewasa
10. Mudah hanyut dalam kecanduan dan kebiasaan jelek lainnya. Dalam The
Care and Feeding of Indigo Children, Jan Tobler menyebutkan
sedikitnya 10 ciri anak indigo.
1. Non-kompromisits terhadap sistem yang berlaku. Seringkali mereka menemukan cara-cara yang lebih tepat
2. Suka menyendiri. Kadang sulit untuk bersosialisasi
3. Datang ke dunia dengan perasaan ingin berbagi
5. Memahami betul hak eksistensi dirinya di dunia ini. Mereka justru heran jika ada yang menolaknya
6. Merasa dirinya bukanlah yang utama.
7. Sulit menerima otoritas mutlak tanpa alasan
8. Sulit menunggu giliran
9. Tidak menyukai hal-hal ritual. Atau hal-hal yang tidak memerlukan pemikiran kreatif
10. Tidak merespons aturan-aturan yang kaku (misalnya: tunggu sampai ayah pulang)
11. Tidak malu untuk meminta apa yang dibutuhkannya.
Selain itu, dalam buku The Indigo Children, Doreen Virtue, Ph.D,
menyebutkan pula beberapa karakteristik untuk mengidentifikasi anak-anak
berbakat khusus itu, yaitu: Sangat sensitif.
1. Energinya sangat berlebihan.
2. Mudah bosan.
3. Perlu orang dengan kondisi emosi yang lebih stabil dan nyaman untuk berada di sekelilingnya.
4. Mempunyai pilihan sendiri untuk belajar, terutama untuk membaca dan matematika.
5. Mudah frustrasi. Sebab, umumnya mereka mempunyai banyak ide, namun
kurang sumber daya atau orang-orang yang dapat membantu mereka.
6. Belajar lewat cara eksplorasi.
7. Tidak bisa diam kecuali mereka menyatu dalam sesuatu hal yang sesuai dengan minatnya.
8. Mempunyai ketakutan seperti kehilangan atau ditinggal meninggal oleh orang yang dicintainya.
9. Jika pengalaman pertamanya mengalami kegagalan, mereka mungkin akan menyerah dan membuat blok pembelajaran secara permanen.
Mengapa terjadi anak indigo ?
Banyak
teori yang membahas masalah ini. Yang perlu diamati sesungguhnya apa
yang terjadi pada anak indigo ini, seperti kemampuan indra
keenam/sixth sense. Kemampuan ini sebenarnya bisa dipelajari dan
dikuasai oleh orang awam atau orang bukan indigo, jadi tidak
semata-mata karunia Tuhan. Getaran bumi yang sedemikian kuat membawa
banyak perubahan. Salah satunya adalah makin banyaknya terlahir anak
berjiwa matang (old soul) yang memiliki bakat khusus. Bagaimana
mendidik agar mereka tidak merasa tertekan dan aneh karena berbeda
dengan teman-temannya? Gejala alam rupanya tidak sedikit mempengaruhi
hal-hal lain. Waktu yang berjalan demikian cepat menjadi satu indikasi
perubahan yang terjadi di bumi.
Selain itu, munculnya anak-anak berbakat dengan jiwa tua atau old soul,
juga menjadi tanda perubahan bumi yang begitu cepat. Akhir-akhir ini
kita sering disentakkan oleh begitu banyaknya anak yang memiliki pola
pikir berbeda dengan anak seusianya. Daya nalar mereka cenderung
dewasa, padahal usianya belum mencapai belasan. Kali lain kita
dikejutkan oleh anak-anak yang memiliki indra keenam luar biasa tajam,
sehingga si anak sampai merasa dirinya tidak normal karena tidak sama
dengan teman-temannya. Fenomena lahirnya anak-anak berkemampuan lebih
ini sebenarnya sudah sejak lama ada. Sebastian Bach dan Albert
Einstein bisa dikategorikan sebagai anak indigo. Musik yang diciptakan
Bach disebut sebagai tipe musik anak indigo. Ia menciptakan musik
sambil melamun, sama seperti Einstein yang mendapat rumus saat sedang
bengong.
Keberadaan anak-anak berbakat ini memang baru disadari sejak tahun
1990-an. Para ahli menyebut mereka indigo. Munculnya anak indigo,
menurut Tom, tak lepas dari pengaruh perubahan getaran bumi. Pada tahun
1970 sampai 1980-an, resonansi bumi sekitar 7,83 Hz. Di tahun 2000
menjadi 8,5-9 Hz, sedangkan di tahun 2004 sudah mencapai 13,5 Hz.
Secara metafisik, getaran bumi yang semakin cepat akan menimbulkan satu
fase, yang menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat ke dimensi yang
lebih tinggi.
Secara teoretis, getaran bumi yang semakin cepat akan membuat bumi
semakin panas dan suhu ikut meningkat. Kenaikan ini juga mengakibatkan
perubahan yang cukup signifikan, sehingga membutuhkan orang tertentu
untuk menyeimbangkannya. Kelahiran anak-anak berbakat inilah yang akan
membantu getaran bumi berjalan lebih smooth, lebih muLus. Kelahiran
mereka ditujukan untuk mengubah tatanan dunia supaya menjadi lebih
nyaman. Anak indigo datang ke dunia dengan berbagai misi. Cara yang
diambil pun beraneka ragam. Bisa lewat kesenian, pendidikan, ilmu
pengetahuan, olahraga, ”Semua itu tergantung misi mereka,? katanya. Anak
indigo kebanyakan merupakan pendobrak suatu tatanan yang salah.
Karena bertugas meluruskan ketidakbenaran itu, mereka umumnya lahir
dengan tipe
Opini Psikolog
Psikolog
dari Universitas PadjadjaranBandung, Dra Sawitri Supardi Sadarjoen,
menyarankan kepada orang tua untuk “menormalkan” anak-anak ini.Sawitri
justru menyarankan untuk “menumpulkan”kemampuan si anak. Caranya?
Dengan memberi pengertian bahwa apa yang diketahui si anak itu
semata-mata faktor kebetulan karena si anak akan tersiksa dengan
kelebihan yang dimilikinya. Sawitri beralasan bahwa kemampuan itu akan
membuat anak menjadi tidak realistis dan malas. Tapi biasanya,
kelebihan anak indigo bisa menjelajah ruang dan waktu. Menurut
Soewardi, keajaiban anak indigo terjadi karena ada kesalahan dalam
kinerja otaknya. Atau dengan kata lain, sistem kerja otaknya
terganggu.
Psikiater anak dan remaja, Dr Tb Erwin Kusuma Sp.KJ(K), memastikan
tidak ada yang salah dengan anak indigo. Menurut dia, anak indigo itu
normal. ”Mereka cuma berbeda saja”,terangnya. Sebelum memulai praktik
kedokterannya di Klinik Pro-V di Jalan Letjen Soeprapto 60, Jakarta
Pusat, Erwin memaparkan apa itu anak indigo serta apa yang membedakan
mereka. Menyikapi terhadap pandangan bahwa anak indigo harus
ditumpulkan kemampuannya Erwin berpendapat tidak setuju dengan
pandangan itu. ”Tidak betul itu. Anak indigo itu normal cuma beda saja.
Tidak saya rekomendasikan”. Tuturnya. Menurut dr Tubagus Erwin Kusuma
SpKj, anak-anak seperti itu semakin muncul di mana-mana didunia,
melewati batas budaya, agama, suku, etnis, kelompok, dan batas apa pun
yang dibuat manusia untuk alasan-alasan tertentu.Fenomena itu menarik
perhatian banyak pihak, karena dalam paradigma psikologi manusia,
anak-anak itu dianggap ”aneh”. Pandangan ini muncul karena selama ini
kemanusiaan telanjur dianggap sebagai hal yang statis, tak pernah
berubah. ”Padahal, semua ciptaan Tuhan selalu berubah,” ujar dr Erwin.
Sebagai hukum, masyarakat cenderung memahami evolusi tapi hanya untuk
yang berkaitan dengan masa lalu.”Fenomena munculnya anak-anak dengan
kemampuan seperti itu merupakan bagian dari evolusi kesadaran baru
manusia, yang secara perlahan muncul di bumi, terutama sejak awal
milenium spiritual sekitar tahun 2000 yang disebut Masa Baru, The New
Age, atau The Aquarian Age.Semua ini merupakan wujud kebesaran Allah,”
tegasErwin.Fisik anak-anak indigo sama dengan anak-anak lainnya, tetapi
batinnya tua (old soul) sehingga tak jarang memperlihatkan sifat
orang yang sudah dewasa atau tua. Sering kali ia tak mau diperlakukan
seperti anak kecildan tak mau mengikuti tata cara maupun prosedur yang
ada. Kebanyakan anak indigo juga memiliki indra keenam yang lebih
kuat dibanding orang biasa. Kecerdasannya di atas rata-rata.
Menurut Lanny Kuswandi, fasilitator program relaksasi di Klinik
Prorevital, mengutip dr Erwin, ”Ada tipe humanis, tipe konseptual, tipe
artis, dan tipe interdimensional. Pendekatan terhadap mereka juga
berbeda-beda,” sambungnya.
Namun karena dianggap ”aneh”, tak jarang diagnosisnya keliru dan
penanganannya lebih bersandar pada obat-obatan. ”Ada anak indigo yang
dianggap autis, ADHD (Attention-Deficit Hyperatictve Disorder) maupun
ADD (Attention Deficit Disorder). Padahal tanda-tandanya berbeda,”
sambung Erwin. Kekeliruan semacam ini juga terjadi di AS, karena banyak
ahli menganggap anak-anak itu menderita ”gangguan” yang harus
dihilangkan.
Fenomena Baru anak indigo
Penelitian di Rusia menunjukan bahwa sekitar 95 persen anak-anak yang
lahir sejak 1994 tergolong “anak indigo”. Hal itu bisa dibuktikan
melalui lingkaran cahaya biru di sekeliling tubuh mereka.Fungsi organ
dalam anak-anak ini juga telah mengalami perubahan yakni sistem
kekebalan tubuh mereka lebih kuat beberapa kali lipat dibanding orang
pada umumnya, kebal terhadap penyakit, bahkan dapat melawan penyakit
AIDS, dan DNA mereka juga tidak sama.Para ilmuwan menduga, bahwa mungkin
dikarenakan variasi gen, ribuan warga di bumi sudah bukan tergolong
“manusia lama” lagi, sebuah spesies manusia yang baru sedang lahir,
meskipun perkembangan proses ini lamban namun diyakini benar-benar
sedang muncul.
Ciri khas psikologis dan perilaku “anak Indigo” ini sangat unik dan
ganjil, sehingga dengan demikian, mereka perlu pola pendidikan yang
baru. Tidak boleh mengabaikan permintaan mereka, jika tidak, mungkin
dapat mengakibatkan inteligensi dan pikiran species “manusia baru” ini
menjadi kacau. Mungkin mereka membuka sebuah perintis zaman yang baru,
sesuatu yang masib belum kita ketahui. Fenomena “anak indigo” ini
banyak terjadi di depan kita.
Ada beberapa kasus kemunculan “anak indigo” di beberapa negara.
Misalnya, di Latvia, ada seorang gadis cilik yang cantik, ia suka
menceritakan pemandangan dalam perjalanannya di tengah alam semesta
pada tengah malam. Saat ia berusia 5 tahun, ayahnya dengan
terheran-heran mendapati dirinya mengetahui banyak pengetahuan tentang
alam semesta. Meskipun ia tidak begitu percaya dengan ucapan anaknya,
namun ketika ia memperbaiki mobil tuanya, selalu mendapat petunjuk
dari gadis kecil itu. “Saya tidak tahu bagaimana ia bisa
mengetahuinya, tetapi ia selalu tahu bagian yang tidak beres dengan
mobilnya,” ujarnya.
Borische Tipikal “Anak Indigo”
Di sebuah daerah di Rusia, pada 1997 lahir seorang bocah laki-laki
yang tidak lazim. Saat ibunya melahirkan dipagi hari yang cerah,
segalanya tampak sedikit ganjil. Ibunya mengatakan, “Semuanya terjadi
begitu cepat, hingga saat saya belum merasakan sakit apapun, Boriska
sudah lahir. Ketika suster memperlihatkan bayi itu kepada saya, bocah
itu justru menatap saya dengan tatapan seorang ginekolog, namun, saya
tahu bayi yang baru lahir tidak mungkin memusatkan perhatian pada hal
apapun,” demikian pengakuan Nadezhda Kipriyanovich, ibu Boriska.
Saat ibu itu membawa Borische pulang ke rumah, diketahui anak ini
semakin tidak seperti biasanya. Ia hampir tidak pernah menangis juga
tidak pernah sakit, saat menginjak usia 8 bulan, ia sudah bisa
mengucapkan kata-kata secara utuh, tidak ada kesalahan dalam hal
pengucapan maupun tata bahasa. Begitu juga dalam memperlakukan mainan
yang diberikan ayahnya, ia juga bisa menggunakan prinsip geometri dan
secara tepat merakit kembali mainannya.
Saat Boris menginjak usia 2 tahun, ia mulai mencoret-coret beberapa
benda dengan warna biru dan lembayung. Psikolog yang mendeteksi hasil
corat-coretnya menyebutkan, mungkin ia sedang mencoba melukis suatu
lingkaran cahaya yang ditebarkan manusia. Belum juga menginjak usia 3
tahun, ia sudah bisa menjelaskan sejumlah pengetahuan yang berhubungan
dengan fenomena alam semesta kepada orang tuanya. Ibunya mengatakan,
“Ia dapat menyebutkan semua nama planet dalam sistem tata surya,
bahkan nama satelit buatan; bahkan bisa menghitung nama dan jumlah
galaksi. Awalnya, saya merasa ini agak mengerikan, saya berpikir apa
anak saya bermasalah dengan jiwanya. Namun, saya putuskan untuk
memeriksa sejenak apakah nama-nama yang disebutkan itu benar atau
tidak, dan setelah saya menemukan sejumlah buku astronomi, ternyata
apa yang disebutkannya itu benar”.
Sehubungan dengan kemampuannya itu, Borische menjadi populer di
kampung halamannya. Orang-orang sangat penasaran, bagaimana ia bisa
mengetahui begitu banyak hal tentang astronomi. Tidak lama kemudian,
Boriska kembali mulai menceritakan kejahatan yang dilakukan manusia.
Ia bisa menarik seseorang yang berjalan di jalan raya, dan memintanya
agar berhenti dan menjauhi narkotika, bahkan memberitahu pada
laki-laki dewasa yang hilir mudik, agar jangan membohongi istri
sendiri. Peramal cilik ini bahkan mengingatkan orang-orang mengenai
bencana, wabah penyakit dan lain sebagainya yang akan segera tiba di
dunia manusia, tindakan atau perilakunya yang ganjil ini membuat orang
tuanya semakin bingung.